Wednesday, January 20, 2016

Saya adalah seorang trader forex


Saya adalah seorang trader forex. Saya bukanlah yg terhebat dan terbaik dari kebanyakan kawan2 seprofesi, tapi 90% penghasilan saya didapat dari bidang bisnis tersebut. Tahun ini adalah tahun 'kesekian' sy mengenal, mempelajari, dan melakukan bisnis ini. Saya adalah anak ke dua dari 3 bersaudara. Lalu apakah dari semua apa yg sy dapatkan lalu sy mengajari adik / kakak / saudara sy yg lain tentang bisnis yg saya tekuni selama ini? Tidak sama sekali.


Bidang bisnis apapun terlebih dlm dunia trading itu butuh keseriusan. Butuh kerja keras. Butuh passion. Butuh kemauan yg tinggi yg bukan sekedar mau. Butuh kesabaran, ketabahan, ikhtiar, dan masih banyak lg faktor pendukung sebagai penentu apakah seseorang akan berhasil dibidang ini atau sebaliknya. Ini bukan dunia latah dan dunia ikut2an. Ini dunia bisnis yg demikian serius.
Sy sdh melewati masa2 dimana org mencibir profesi aneh ini pada 'tahun itu'. Sy jg sdh melewati fase dimana dibilang haram, murtad dll, krn masa itu blm seperti sekarang. Sy sdh melewati beberapa musim yg berbeda sampai akhirnya org mengakui bahwa ternyata sy benar dan bisa membuktikan apa yg sy yakini benar.


Tapi wlwpun demikian tdk satu org pun dari keluarga saya / istri yg kemudian dididik dgn sungguh2 menjadi seorng trader professional. Krn itu semua hrs dimulai dari diri kita sendiri yg kemudian dibuktikan oleh waktu. Kedekatan persaudaraan sama sekali tdk bisa membuat seseorang secara tiba2 sukses. Pertalian darah juga sama halnya demikian. Itu pun sy berlakukan terhadap istri sy sendiri. Lama sdh saling mengenal tapi sy hrs tau sampai mana keseriusan dia untuk belajar, kesiapan mental, kesiapan material, kesiapan jiwa dll. Krn sy tdk mau ada yg disebut dgn 'gembos ditengah jalan'. Bagi saya "Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai". Krn itu butuh kebulatan tekad sebelum memutuskan krn kita akan memasuki rimba tak bertuan. Hanya org terlatih yg sdh diuji oleh wkt yg dapat sampai ketujuan akhirnya.


Tapi dalam iklim kekinian dimana banyak temen2 trader yg masuk dlm dunia bisnis ini dari pintu yg salah, maka pastikanlah bahwa anda " tersesat dijalan yg benar". Krn itu lbh baik daripada "merasa benar dijalan yg sesat". Jadikanlah diri kita masing2 contoh positif terhadap pelaku pasar bukan justru sebaliknya.


Menjadi trader itu ga ada sekolah (formal)-nya. Tapi ujiannya setiap hari dan seumur hidup. Seperti lomba lari maraton yg diikuti ribuan peserta. Sebagian gugur krn banyaknya godaan sepanjang perjalanan seperti warung2 nasi padang, sebagian lainnya tersesat krn tdk tau arah, sebagian lainnya kehabisan 'tenaga' dan kesabaran sebelum sampai garis finish. pada akhirnya hanya akan terpilih beberapa pemenang saja dlm lomba tersebut. Dunia bisnis ini benar2 butuh komitmen yg tinggi dan senantiasa terjaga.


Mungkin teman2 ada yg ingat guru SD sy yg kemarin baru saja tutup usia dan jenazahnya minta sy yg mandikan?!. Beliau adalah org yg sy sangat hormati tapi ketika beliau minta diajarkan dgn alasan agar biaya berobatnya tdk lg membebani siapapun tegas sy menolak. Beliau jg meminta anaknya agar diajarkan tapi dgn segala hormat sy juga tdk bisa menerima. Karena sy sama sekali tdk mau ada org yg nanti akan hancur 'ditangan' sy hanya krn tdk kuat, tdk sabar, ingin cepat kaya dll.

Krn sebagaimana banyaknya reward dari dunia bisnis ini tapi punishment dari bisnis ini tdk terhitung dgn jari. Ini bukan dunia main2. Bukan sekedar klik sana klik sini. Ini justru bisnis yg paling complicated. Hanya org yg benar2 bisa menguasai dirinya dan menakhlukan hawa nafsunya yg bisa survive dan menikmati pulau tujuan. Angka matematikanya menunjukkan bahwa jumlah org seperti itu ada satu berbanding seribu. Semoga kita semua terpilih menjadi yg satu. ‪#‎SalamSepur‬