Sunday, November 15, 2015

Mungkin tulisan ini tdk populer dikalangan teman2, tapi ini saya tulis dgn kejujuran dan dari hati saya yang terdalam.



Oleh2 dari Brusell, Belgia.
(Baca perlahan siapa tau bermanfaat. TQ)
Kemarin saya baru saja menghadiri salah satu acara forum ekonomi global di Belgia. Pertemuan yang baru pertama kali saya hadiri dan membuat saya benar2 sadar tentang banyak hal. Terutama tentang ketertinggalan diri saya pribadi atas persaingan bisnis global yang sudah sedemikian cepat melaju. Karena itu saya merasa penting untuk menuliskan ‘oleh2’ ini. Semoga membuat kita semua (terutama saya) bisa mengevaluasi perjalanan agar tidak terus tertinggal.

Dalam pertemuan kemarin banyak sekali hal baru yang saya dapat dan akhirnya saya menyadari bahwa dunia bisnis itu berubah sedemikian dinamis dan cepatnya. Itu adalah pertemuan pebisnis2 kakap dari seluruh dunia yang kemudian dipersatukan dalam satu pertemuan untuk menemukan masing2 peluangnya. Ada beberapa sesi yang memang kita dikumpulkan sesuai zona nya masing2. Asia ya Asia. Eropa ya Eropa dll. Salah satu hal kecil yang menjadi perhatian saya adalah ketika pertemuan tingkat tinggi para pebisnis dari Asia. Betapa hebatnya masing2 dari para peserta mempersiapkan segala pertemuan dan materinya. Saya sebagai ‘si anak singkong’ Cuma duduk melihat sambil garuk2 meja. Hehe.
Saya hanya membawa satu kotak kartu nama krn saya fikir sy bukan apa2 dan bukan siapa2 jadi tdk akan dapat sambutan sekelas Rahmat Gobel atau Peter Gonta atau pak Edward Wanandi. Ternyata saya salah. Setelah sesion pertama dihari pertama kartu nama saya sudah habis dan berganti menjadi tumpukan kartu nama yang bahkan saya tdk ingat siapa yang memberikan dan yang mana orangnya saking banyaknya. Dalam pertemuan tersebut semua peserta wajib menggunakan pin bendera asal negara masing2 sebagai identitas, dan itu yang membuat kartu nama sy tdk bertahan lama.
Sebegitu hebatnya kah saya? Tidak, tapi potensi negri kita ini memang menjadi pusat incaran para pebisnis diluar sana. Negri yang kaya, Masyarakatnya yang konsumtif, upah pekerja yang rendah, negara dengan luas yang ideal, dll. Terlebih lagi pada bulan Desember besok akan diresmikan apa yang sering kita dengar dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Garis start dimana keran ekonomi dibuka seluas-luasnya. Negara yang kuat dan kaya akan dengan mudahnya menanam ‘benih2’ investasi ekonomi dinegara yang terlihat rapuh dari segala bidang. Dan negara2 yang terlihat rapuh hanya akan jadi penonton yang baik dan duduk diantara team hore2. Contoh saja negara terdekat kita Singapore. Singapura sebagai negara kecil dgn tingkat konsumsi sayur dan buah yang sangat tinggi tentunya tdk memiliki lahan untuk menanam. Setelah bulan desember nanti mereka akan dgn mudahnya datang ke Indonesia dan menawarkan untuk membeli lahan perkebunan warga (atau dlm bentuk sewa) agar mereka bisa menanam kebutuhan sayurnya sendiri dinegri kita. Berarti bagus dong nanti lapangan pekerjaan terbuka didesa2? Belum tentu. MEA memperbolehkan mengambil pekerja dari negara lain untuk dipekerjakan dinegara orang lain juga. Contohnya, investor Singapore sewa lahan perkebunan 500Hektar di Jawa tengah, kemudian mengambil pekerjannya dari Vietnam atau Pilipina dan itu diperbolehkan dan kecendrungannya besar karena perusahaan2 tersebut hanya ingin bisnisnya berjalan dgn baik dan memilih orang yang bisa bekerja seperti robot, tdk mengenal libur natal / idul fitri, tdk mengenal libur hari kesaktian pancasila dlsb.. yang kuat akan mempu bersaing dan yang lemah dan enggan move on akan terus demikian.
(Agar tdk ada sentiment politik harus saya jelaskan bahwa MEA ini sudah dirancang sejak zamannya Presiden Suharto dulu. Dan memang bulan Desember besok adalah persemiannya dan dimulainya iklim bisnis baru tepatnya di Asean. Jadi kondisinya bukan ‘ini salah siapa’ tapi ini akumulasi dari kesalahan kita semua (Ya, kita semua. Jgn gemar mencari ‘kambing hitam’) karena di injury time kita semua baru menyadarinya. Bahkan kata pak Edrawd kemarin, menurut survey hanya 19,5% dari masyarakat Indonesia yang mengerti apa dan bagaimana itu MEA dan bagaimana mereka bisa ikut dlm peluang tersebut. 25% lainnya sekedar tau apa itu MEA. Dan sisanya bahkan belum tau apa itu MEA. Menyedihkan. Dibagian dunia lain orang sdh benar2 mempersiapkan kedatangan ‘hari raya’ ini tapi dibagian dunia lainnya malah ada yang belum tau bahwa ‘hari raya’ akan segera datang. Sebuah fakta yang harus secara objektif kita lihat. )
Setelah bulan Desember nanti pasti ada penyesuaian2 kondisi iklim ekonomi baik lokal atau pun global. Saya sudah memersiapkan mental untuk bisa segera beradaptasi dengan iklim baru nanti. Mungkin banyak hal yang kemudian berkembang cepat, tapi ada beberapa juga yang mengalami kemunduran. Karena pebisnis yang baik adalah yang mampu beradaptasi paling cepat dgn iklim ekonomi terkini.
Itu kondisi globalnya, klo apa yang mau saya tulis sebetulnya sangat banyak, tapi keterbatasan ruang dan kemampuan saya untuk itu jadi terpaksa saya persingkat. Untuk teman2 yang satu profesi dengan saya yang menjadikan forex sebagai mata pencarian utamanya ayo kita bangun dari tidur kita selama ini. Beradaptasilah dgn iklim yang saat ini. Jangan Cuma asik deposit aja karena anda trading itu untuk mencari nafkah bukan menjadi donatur tetap. Klo dalam waktu 2 atau 3 tahun anda masih merasa jalan ditempat, sibuk mencari teknik yang ‪#‎Semfruul‬ (Super maksudnya. He)
Sudahlah, terlalu banyak waktu yang SUDAH dan AKAN anda buang. Perlakukan forex itu sebagai bisnis dan gunakan management yang baik serta disiplin dlm menjalannkannya, krn HANYA DENGAN ITU kita semua bisa berjalan maju. Anda semua sebagai trader forex harusnya sangat bersyukur krn anda mengenal bisnis forex. dunia bisnis dimana tidak ada lawan atau pesaing bisnis lainnya kecuali diri anda sendiri. Masa sih anda kalah / tidak bisa mengendalikan jari telunjuk anda untuk bisa melakukan transaksi pada saat2 yang memang anda yakini saja? Apa anda kira bisnis forex itu bisa membuat anda kaya dengan cara memperlakukannya dgn pola2 lama anda? Tdk cukupkah diri anda menjadi bukti bahwa cara demikian itu salah besar dan sangat menghancurkan? Butuh waktu berapa lama lagi untuk anda sadar? Sedangkan diluar sana orang sdh berlomba2 pergi kebulan. Harus sehancur apalagi kondisi ekonomi rumah kita untuk menyadarkan kita semua bahwa KITA HARUS BERUBAH?
Klo anda masih merasa bahwa forex adalah satu2nya jalan untuk bisa kaya dll maka “lebih baik tidak berangkat, daripada kita tdk pernah sampai sama sekali” artinya lebih baik berhenti melakoni bisnis ini daripada anda hanya dibuai mimpi untuk bisa kaya padahal anda tdk akan pernah sampai pada tujuan tersebut kecuali anda berubah.
Mungkin tulisan ini tdk populer dikalangan teman2, tapi ini saya tulis dgn kejujuran dan dari hati saya yang terdalam. Sebenarnya tdk ada manfaatnya untuk saya menulis hal2 seperti ini, tapi sebagai manusia biasa dan seorang teman seprofesi saya rasa ada baiknya kita semua saling mengingatkan. Yuk, kita sama2 evaluasi diri. Berhenti dari aktifitas trading untuk satu atau dua minggu agar kita bisa mengevaluasi diri mendalam kemudian cari momentnya untuk berubah (seperti yg sy tulis dahulu) setelah itu jadilah pribadi2 baru untuk bisa mengejar ketertinggalan kita semua selama ini. Mungkin hari ini mendung, tapi bukan berarti hujan akan turun. Mungkin nanti matahari akan segera tenggelam dan dunia menjadi gelap tapi ingat bahwa matahari baru akan segera muncul dan menghapus semua gelap itu. Sekarang mungkin kita sedang dibawah tapi tdk ada yang tau akan secepat apa kita berubah saat kita benar2 ingin dan mau berubah dgn melakukan perubahan2 ke arah yang lebih baik. Lakukanlah perubahan, tetap semangat, tetap sehat agar kita bisa tetep jalan2 dan makan2an enak. Pokoke ‪#‎Makyuuuus‬.‪#‎Eh‬. Hehehe. ‪#‎SalamSemfrul‬..